Perdebatan Krishna Dan Bisma Tentang Tradisi

Arjuna akhirnya menikahi Subadra setelah sebelumnya menolak menikah dengan Duryodana. Mereka berdua meminta resu kakek Bisma tapi dia menolak memberikannya karena menganggap dinasti Kuru telah dihina.

Krishna menyarankan agar Bisma mau merestui dan perdebatanpun dimulai. Kakek Bisma menganggap mereka telah melanggar tradisi yang telah ada. Namun Krishna berkata bahwa tradisi itu seperti buah mangga.

Saat mereka muncul rasanya pahit sekali, tidak ada yang suka padanya. Begitu pula tradisi, saat baru muncul mungkin semua orang aneh dengannya. Banyak yang tidak suka dengan tradisi baru ini.

Tidak lama kemudian buah mangga ini akan terasa asam. Hanya yang suka asam saja yang mau menerimanya dengan baik. Tradisi juga begitu setelah beberapa lama mulai ada yang menerapkannya dan mulai menyukainya.

Beberapa saat kemuadian rasanya berubah menjadi manis, semua menyukai mangga manis ini. Tradisi yang telah matang di masyarakat tentu saja semua orang menyukainya dan tidak ada yang mampu menolaknya. Tidak ada pilihan lain selain menerimanya. Kita akan dianggap aneh jika menolaknya.

Mangga yang sudah tua akan mulai membusuk, hingga akhirnya kering dan yang tersisa hanya batunya. Tradisi-tradisi lama yang sudah usang akan ditinggalkan oleh masyarakat.

Krishna berkata bahwa dia bukan penentang tradisi, tapi disaat tradisi dipakai sebagai alat exploitasi dan menimbulkan derita serta menghalangi kebahagiaan maka tradisi itu harus dikubur agar ada tradisi baru lain yang muncul kedunia ini.

Bisma lalu bertanya siapa yang menentukan tradisi mana yang sudah busuk? Krishna menjawab bahwa waktu yang akan menentukan itu. Semua orang harus patuh pada waktu yang berjalan. Tradisi lama akan hancur, dinasti-dinasti tua akan punah sehingga kebenaran akan muncul bersama dengan tradisi-tradisi baru.

Oleh karena itu kita harus menentukan ada di pihak mana dalam pusaran waktu itu. Karena semua orang akan terjebak dalam pusaran waktu tersebut. Akan ada yang menolak perubahan dan akan ada yang pro dengan perubahan.

Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh Krishna. Waktu telah merubah berbagai tradisi menjadi usang. Mungkin dulu leluhur kita terbiasa gotong royong untuk membangun rumah. Namun dijaman yang serba sibuk ini apa ada yang mau gotong royong membangun rumah? Walaupun dibeberapa tempat tradisi ini masih bisa kita temukan.

Tradisi-tradisi lama mulai diganti dengan tradisi lama yang lebih diterima masyarakat. Dulu mungkin tidak perlu memberi tahu dulu kalau mau berkunjung kerumah orang. Tapi sekarang dalam beberapa pergaulan masyarakat masa kini, datang tanpa pemberitahuan mungkin akan dianggap tidak sopan.

Dan apakah anda ingin menjadi pendobrak tradisi atau hanya pengikut setia sebuah tradisi, itu terserah anda...

PIKIRKANLAH ITU.... :)

1 comment:

  1. Tradisi nampah celeng saat galungan mulai sedikit yang melakukan. Disamping agak mahal, bagi kesehatan juga agak berbahaya. Bapak saya tumbang kena stroke setelah kundangan makan babi.

    ReplyDelete