Guru Drona adalah salah satu tokoh dalam cerita Mahabarat. Tidak ada yang meragukan kemampuannya untuk membentuk sebuah indivudu menjadi ksatria tak tertandingi. Murid-muridnya termasyur bersama dengan besarnya nama guru Drona. Dia adalah sosok maha guru yang dihormati dan disegani murid-muridnya.
Guru Drona mempunyai kemampuan olah seni perang yang mumpuni. Dia juga sosok ayah yang sangat menyayangi anaknya dan suami yang mencintai istrinya. Rasa sayangnya kepada anak melebihi rasa sayang kepada muridnya Arjuna.
Tapi yang namanya manusia pasti punya kelemahan. Guru Drona telah diperbudak oleh dendam. Dia punya dendam kepada raja Pancala, Drupada. Semasa muda sebenarnya mereka bersahabat tapi Drupada menghianati persahabatan tersebut sehingga mengobarkan api dendam dalam jiwa guru Drona.
Dendam itu membuatnya hanya menerima murid dari kaum ksatria agar mampu membalaskan dendamnya, jadilah Pandawa dan Korawa menjadi murid guru Drona. karena itu pulalah Karna mendapat penolakan karena dirinya hanya dari kaum kusir kereta.
Singkat kata Pandawalah yang mampu mengalahkan kerajaan Pancala milik Drupada. Walaupun muridnya mampu menaklukkan kerajaan milik sahabatnya itu, guru Drona masih mau berbagi kerajaan Pancala, dimana setengah kerajaan itu dikembalikan kepada Drupada.
Guru Drona sangat sayang kepada keluarganya, namun kemiskinan selalu menimbulakn perdebatan diantara mereka. Karena tidak mampu memberikan susu, istrinya memberikan air beras kepada anaknya, Aswatama. Itu membuatnya diolok-olok oleh teman-temannya.
Drona sudah berkali-kali mengingatkan kalau ilmu pengetahuan lebih penting dari harta. Tapi keadaan yang melarat membuat anak dan istrinya tidak bisa menerima keadaan mereka. Dronapun sering berjanji suatu saat mereka tidak akan kekurangan lagi.
Begitulah kasih sayang terkadang membawa seseorang kejalan yang salah. Mungkin ini salah satu alasan kenapa pejabat kita korupsi dan menyalahgunakan kekuasaannya. Orang baik kadang tidak berdaya jika berhadapan dengan duit.
Banyak kita lihat dan dengar bagaimana seorang anak tidak menghargai jerih payah orang tua mereka. Yang meraka tau mereka harus memakai gadget ter-update dan kendaraan yang mewah. Kalau tidak dibelikan motor atau mobil mereka mengancam tidak mau sekolah.
Kalau ada hari raya harus dibelikan baju baru. Kesekolah minta uang saku yang banyak. Ada juga yang malu dengan pekerjaan orang tua mereka. Ini fakta dan terjadi di masyarakat kita.
Orang tua tidak berdaya dengan segala tuntutan anak-anaknya. Demi membuat mereka bahagia mereka harus menanggung resiko malu dan dipenjara karena korupsi. Seperti guru Drona yang karena sayangnya kepada keluarga membuat dia melakukan diskriminasi dengan hanya menerima murid dari kaum ksatria.
Seorang anak kadang tidak mau mengerti betapa keras orang tua mereka bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Mereka bekerja siang malam tidak kenal lelah demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Tapi menurut saya masih banyak yang mengerti dengan kekurangan yang dialami keluarganya. Mereka mau menerima keadaan keluarga mereka seraya ikut bekerja keras, ada yang mencari kerjaan sambilan sambil sekolah ada juga yang belajar dengan giat agar kelak mampu membahagiakan keluarga.
Muda-mudahan anda termasuk orang yang mau menerima kekurangan dalam keluarga anda dan tidak membuat orangtua anda salah langkah hanya karena kita anak-anaknya.
No comments:
Post a Comment